welcome to asti-mahardika.blogspot.com

Halaman

Jumat, 28 Juni 2013

Before Us


Judul Buku : Before Us
Penulis : Robin Wijaya
Penerbit : GagasMedia
Tebal :   298 Halaman
Tahun Terbit : 2012


KAU adalah tamu tak diundang. Datang tanpa pemberitahuan, memaksa masuk keruang hati setelah bertahun-tahun tanpa kabar. Aku merindukanmu, tulismu di e-mail terakhir. Bahkan setelah tahu aku bersamanya pun, masih saja kau lancang mengulangi hal yang sama.

Kau tahu, aku tak bisa lolos dengan mudah dari jerat-jerat cerita kita yang tak pernah benar-benar selesai. Kau bilang tak perlu ada yang berubah-tapi kenapa aku merasa semakin jauh dengan dirinya, terseret arus yang membawaku ke pelukanmu?

Kau harus pergi, begitu inginku. Tapi suaraku terlalu gemetar dan terlalu takut untuk terdengar tegas dihadapanmu. Bagaimana aku bisa samapai ada di situasi ini, terperangkap perasaanku sendiri? disudutkan dilema yang melibatkan kau dan dirinya? sebelum aku berhasil menemukan jawabannya, aku kemudian tersadar....

Aku sudah tak setia.



Bagi Agil, cinta itu rumit. Ia harus berbagi hatinya kepada dua orang pada waktu yang bersamaan. Dua orang yang saling mengenal tapi hanya satu pihak yang tahu bahwa hati Agil telah membelah diri. Adilkah bagi pihak yang satunya lagi?

Menjalani dua hubungan sekaligus dan berharap keduanya bisa langgeng rasanya sangat tidak mungkin. Karena sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat ia akan jatuh. Begitu juga dengan kebohongan yang berusaha ditutup rapat-rapat oleh Agil, suatu akan tercium juga bau perselingkuhannya.

Mereka bersahabat. Berawal dari persahabatan itu, mereka mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Perasaan yang tak bisa hilang hanya dengan hitungan hari, bulan, terlebih tahun.

Tapi siapa yang mau menyetujui hubungan mereka?? Bahkan mungkin tidak akan ada satu orangtua pun yang akan menyetujui hubungan 'terlarang' mereka tersebut. Bagiku pribadi, menjalani hubungan sesama jenis itu adalah keputusan dari kedua belah pihak. Aku sama sekali tidak mau menjudge karena aku tidak berdiri di posisi mereka. Yang aku tahu bahwa it must be hard ngejalani hubungan seperti itu. Dalam artian, hubungan yang terjadi dibelakang layar, hanya mereka berdua yang tahu, dan mereka sudah pasti tidak bisa berpacaran layaknya gaya berpacaran yang normal seperti bergandengan tangan di depan umum,dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar