welcome to asti-mahardika.blogspot.com

Halaman

Jumat, 28 Juni 2013

Restart



Judul : Restart
Pengarang : Nina Ardianti
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Gagas Media
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 445 halaman
Harga : Rp. 55.000


Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya.
Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga.
Biarkan saja waktu yang jadi obatnya.

Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima
kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'.
Sekarang hanya aku, minus dirinya, Dia pergi trlalu lama
dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya.
Aku bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya.
Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia,
apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?

Aku pasti akan jatuh cinta lagi, Suatu hari nanti...
dan dengan yang lebih baik dari dirinya.


Restart karya terbaru Nina Ardianti ini memceritakan tentang kisah Syiana (sahabatnya Edyta di Fly to The Sky) dan Febrian (gitarisnya band Dejavu). Novel terbitan GagasMedia bener-bener seru kayak terbitan lainnya.
Berawal dari patah hati akibat sang pacar selingkuh membuat Syiana yang tadinya jutek semakin jutek, dan yang tadinya sinis jadi sinis kuadrat serta yang tadinya ketus jadi super ketus. Hehehehe…Aku suka sama karakter Syiana karena disini karenapenggambaran Syiana sebagai orang yang nggak sempurna (Hellow… mana ada yang sempurna di dunia ini). Beda banget sama novel-novel lain yang berupaya menciptakan sosok perempuan yang serba smepurna. Selain itu Syiana juga terlihat manusiawi saat melakukan kesalahan dan menyadari bagaimana meminta maaf itu memang sulit.
Ehm… tentang Febrian komentarnya apa, ya? Rada bingung gitu coz aku memang nggak terlalu suka sama tokoh pria yang profesinya anak band. Yah, pandangan orang kan beda-beda. Dalam novel ini, Ian digambarkan sebagai tokoh yang mampu mengendalikan Syiana, cerdas, sabar, dan (ehm) ganteng. Ian nggak mau melepaskan apa yang ia pikir sesuatu yang berharga. Dan emang terbukti kan dari bagaimana bagaimana Ian beberapa kali berupaya membujuk Syiana untuk memperbaiki hubungan mereka. Mungkin itulah yang menarik dari tokoh Febrian Arsjad, si artis itu loh.
446 halaman (Plus cover, dsb) nggak terasa loh pas dibaca. Dialognya cerdas, asyik dan mengalir apa adanya. Kalo diceritain di sini mah nggak cukup, kelewat panjang. Anyway, cerita-cerita dan dialog-dialognya emang masuk akal, lucu dan nggak lebai. Bikin kita seolah-olah jadi serasa pelaku utama. Salut deh sama Mbak Nina.
Ada beberapa bagian yang membuat aku kagum. Misalnya, saat Syiana terlalu khawatir tentang Grand Launching dari tempatnya bekerja, Febrian justru menenangkannya dengan kalimat berikut,”if you can solve your problem, then what’s the need of worrying?if you cannot solve it, then what is the use of worrying?” (baca halaman 282). So, kalimat ini dengan telak menepis rasa khawatir Syiana dan dengan telak pula menyadarkan aku bahwa masalah itu pasti akan dapat dihadapi dan akan berlalu dengan sendirinya.
Bagian lain lagi ketika keluarga Ian menonton pertandingan sepak bola Attar, adiknya ian. Baca deh halaman 352-358 pasti nemu tuh bagian mamanya Ian curhat sama Syiana. Curhatnya itu loh bikin kita ketawa ngakkak. Yakin ada emak-emak yang mau repot-repot ngurus hubungan asmara anaknya? Dan kaloupun ada, aku rasa masih kalah deh sama kelakuan nyokapnya Ian. Beliau curhat tentang bagaimana mempertahankan seorang perempuan untuk anak lelakinya dan masalahnya si anak belum sadar kalo dia lagi jatuh cinta, Ajaib, bikin aku ngerasa seorang ibu memang dapat memahami anaknya luar dalam.
Nggak ada yang lebih menyebalkan daripada orang ganteng yang menyadari dirinya ganteng. Setuju nggak sama hal itu? Kalimat ini dapat dibaca di halaman 113. Emang bikin kesel ya kalo kita ketemu sekaligus berhadapan dengan orang macam itu. Dan itulah yang Syiana rasakan sewaktu ketiga kalinyabertemu dengan Ian. Menyebalkan, menjengkelkan dan bikin panas luar biasa.
Tapi di endingnya ada ilustrasi bagus, loh! Relationship is a full time job. If you’re not ready, don’t apply. Apalagi sampai tanda tangan offering letter. (cek ya di halaman 438-439). Yang namanya kerja pastilah nggak enk. Apalagi kalo full time. Belum lagi kalo mesti lembur atau tuntutan bos yang macem-macem. Enaknya sih cuman pas gajian doang. Hahahaha…
Kata-kata bagus itu muncul pas ulang tahun pernikahan orangtua Edya (sahabat Syaian). Syaiana yang baru aja putus dari Febrian tertegun. Kalimat itu membantu ia sadar bahwa ia sangat mencintai Febrian dan menyesal telah memutuskannya secara sepihak. Ia lalu berupaya mengejar Ian yang patah hati berat dan mendapatkannya kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar